Laman

Jumat, 09 Desember 2011

Ketika Cinta Cari Tebengan


Adalah manusiawi bila setiap jiwa dilanda perasaan cinta. Sudah menjadi qodrat setiap jiwa untuk dapat menjalani hidup dengan belahan jiwanya. Dikarenakan Sang Pengeran (Allah) telah menciptakan manusia hidup untuk saling berpasang-pasangan. Adam dan Hawa. Merupakan sebuah kisah perjalanan asmara dua hamba yang pertama kalinya terjadi dalam sejarah kehidupan umat manusia. Sebuah kisah yang bermakna untuk dirangkai menjadi perpaduan kata bermetafora alunan suara bernada cinta.

Hmm,,, cinta, lagi-lagi kata cinta. Ada apa gerangan dengan cinta ? Kok, semua orang suka pada ngomongin tentang cinta. Suatu saat dan tanpa diketahui, cinta pasti akan datang menghampiri. Entah dari mana rasa cinta itu bermula, atas dasar apa mencinta, kepada apa dan siapa jatuh cinta, dan mengapa bisa jatuh cinta. Itu semua seolah mengalir dengan sendirinya. Seakan cinta adalah suatu virus yang datang dengan tak terduga, akan berapa lama hinggap dalam hati dan fikiran, dan kapan virus cinta itu mulai menipis hingga akhirnya cinta itu tak kembali lagi. Cinta memang penuh misteri. Suatu kata yang dikenal semua insan namun tak mudah menguraikannya dalam susunan kata.

Kamis, 08 Desember 2011

Kasih judul apa ya ?

Hmm… udah lama nih gak nabung tulisan lagi di blog sederhana ini. “Hah, nabung ? emangnya gue bank…?” saut blog gue. Enaknya nulis apaan ya..? Eh, ternyata ada dua tulisan yang masih belum rampung. Yah, meskipun tulisan-tulisannya jauh dari berbobot namun tulisan-tulisan ini adalah obat untuk mengisi waktu luang. “Kemana aja mas brownis, mas brow yang manis…?” Salam sapa dari blog kesayangan gue. hehehe….

Minum jus puding, disaat gerimis..
Sambil liat drama opera from jowo…
Hei, para pembaca berwajah manis…
Hayo, ojo podo seneng ngambek yo…
> Pantunnya Bang Komat.

Dulu, sewaktu masih S1, sekolah dasar, kalau menghadapi test bahasa Indonesia selalu aja loyo diakhir ngebaca semua soalnya. Yaitu, soal nomor XX dengan perintah soal : silahkan tulis sebuah karangan dengan judul bla,, bla,, bla,, sebanyak sekian paragrap, ditulis dengan huruf latin, rapih, dan bertema tentang bla,, bla,,, blaaa… lagi. Hmm,,, sungguh nahas sekali kalau disuruh membuat karangan.

Selasa, 08 November 2011

Pemenang Perjuangan


Wahai pejuang kehidupan…
Wahai pemenang perjuangan…
Tataplah, hadapilah kenyataan…
Tegarlah, perbaikilah keadaan…

Jadikanlah masa lalu sebagai guru…
Jadikanlah masa lalu sebagai ilmu…
Yakinkanlah dirimu kembali maju…
Yakinkanlah dirimu jiwa bermutu…


Engkaulah para pejuang…
Engkaulah para pemenang…
Kembalilah, bangkitlah pejuang…
Sambutlah, gapailah pemenang…

Minggu, 06 November 2011

Senandung Qurban

Mentari membara jingga berlari ke nirwana sana…
Bintang rembulan tak nampak pandangan mata…
Angkasa gelap gulita tertutup warna hitam sutera…
Seakan berduka ditinggal pergi kekasih tercinta…

Gema takbir membahana kesetiap penjuru dunia…
Menyenandungkan asma kebesaran Tuhan yang Esa…
Sahut merajut suara menembus batas cakrawala…
Lantang nan nyaring bermuara dari menara musholla…

Malam berkabut menyambut dengan sahaja…
Butiran peluru kristal berhambur kemana-mana...
Kilatan cahaya berkelabat cepat tak mereda…
Gelegar guntur menggetarkan gendang telinga…

Sabtu, 05 November 2011

Pisang Lele Jumbo (2)

Warna jingga menyelimuti langit-langit angkasa. Terangkai serasi bersama sekumpulan mega yang mulai merah merona. Sebutir sinar turut mengadu diperaduan ujung barat dunia. Dedaunan putri malu mulai tersipu-sipu malu seakan ragu hendak berbulan madu dikala senja. Mengatup sayu tersedu-sedu menahan rindu pada sang kupu-kupu idola. “Haduuhh…” Teriak Bang Komat. Gak terasa hari sudah mau maghrib, pertanda Bang Komat hendak pamit. Permisi,, hehehe.. 

Hempasan angin mulai terasa tambah dingin, mengandung uap-uap hasil penyulingan alami melalui tenaga panas sang surya. Hari sudah mulai gelap. Sebelum terlambat Bang Komat pun siap-siap. Tertarik dengan wangi aroma dan manis rasa pisang Lele Jumbo, membuat Bang Komat tambah semangat. Tak hanya setandan pisang yang hendak ia bawa pulang, dua buah tunas pisang juga masuk daftar rencana ia sertakan dalam panggulan (cara mengangkat barang dengan ditaruh diatas pundak).

Minggu, 30 Oktober 2011

Coba Cerita Cinta

Sering terdengar satu kata yang begitu indah untuk dirasakan. Kata yang mampu mengubah suasana terasa berbeda dan istimewa, begitu juga sebaliknya. Kata yang tak mudah dijabarkan dengan beberapa rangkaian kata. Untuk mendiskripsikan penjabaran secara merata dan sama. Satu kata bisa menimbulkan bermacam-macam cerita, suasana, karya, fenomena, bahkan sejarah dunia. Itulah cinta, satu kata penghias dunia dan seisinya. Cinta, karunia dari Yang Maha Esa bagi setiap mahluk ciptaan-Nya. Karena pada dasarnya alam semesta merupakan hasil karya cipta dari Sang Maha Cinta. 

Cinta, cerita indah tiada akhir. Kalimat sederhana sebagai kiasan tentang arti dari cinta. Cinta adalah suatu cerita. Cerita tentang perasaan, pikiran, keadaan bahkan perjalanan kisah kasih seseorang dalam meniti  jalan kehidupan. Cinta hadir jauh sebelum seseorang itu dilahirkan. Cinta telah ada sebelum alam semesta ini ada. Cinta adalah salah satu wujud dari sifat kasih sayang Allah, selaku Tuhan seluruh alam semesta. Suatu rasa yang telah Ia tanamkan kedalam setiap jiwa, supaya dapat menjalani hidup dengan penuh kasih dan sayang terhadap sesama.

Sabtu, 29 Oktober 2011

Cerita Sederhana

Badannya berbau parfum alami, bajunya dihiasi sketsa peta tak berwujud peta seperti di Atlas Dunia. Pekerjaan yang menguras tenaga, hingga cucuran keringat bonus hasil kerjanya. Mas Trim, begitulah teman-teman kerja biasa menyapa. Dalam kesederhanaan dan keihlasan ia tekuni pekerjaanya selama lima tahun, kuli kasar di pasar. Tak bergengsi dan berpenghasilan tinggi, namun baginya ini adalah rizqi Allah yang sangat berarti. Yang menuntun dirinya menjadi pribadi mandiri serta bisa kembali melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.

Suka tak membuatnya lupa untuk bersyukur, duka tak membuatnya untuk lekas putus asa. " Dihina aku tertawa disanjung sudah biasa," motto hidup ketika dapat hinaan dari siapa saja. Tahun ke-5 ia bekerja ditahun itu pula ia wisuda. Haru senang menyelimuti hati dan pikiranya. Kalimat tahmid tak henti-hentinya ia lantunkan, begitu pula sholat tahajud selalu ia langgengkan. Siang hari banting tenaga wujud dari usaha, malam hari gelar sajadah wujud ibadah disertai permohonan doa. Doa sebagai ungkapan syukur nan harap serta wujud tawakal dari usaha untuk masa depannya.

Saat Sang Surya Sirna

Diriku insan biasa, dirimu insan istimewa...
Diriku tak punya apa-apa, dirimu bergelimang harta...
Diriku anak gembala, dirimu anak seorang bertahta...
Diriku buta aksara, dirimu lentera kata...
Diriku redup cahaya, dirimu sumber pesona...
Diriku berbalut koteka, dirimu bergaun sutera...

Diriku berlauk teri, dirimu mengemil spageti...
Diriku beralas kaki, dirimu beralas audi...
Diriku beraroma alami, dirimu harum nan wangi...
Diriku nyebur dikali, dirimu nyower dibak mandi...
Diriku seorang diri, dirimu selalu berbagi...

Parasmu rupawan, punyaku pas-pasan...
Senyummu menawan, bibirku kena sariawan...
Pandanganmu menyenangkan, orang melihatku ketakutan...
Suara dan tuturmu penuh aturan, kata-kata ku tak karuan...

Jumat, 28 Oktober 2011

Pisang Lele Jumbo (1)

Gemericik air sungai turut meramaikan suasana sore itu. Rerimbunan pepohonan menambah terasa keasrian alam pinggiran desa. Duduk diatas batang pohon yang telah lama tumbang, Bang Komat dengan enjoynya ngejalanin salah satu hobi lama. Mancing. Rutinitas dikala akhir pekan atau hanya sebatas ngisi waktu luang. Sesekali terdengar kicauan burung kutilang yang tak mau kalah dengan riuhnya suara burung manyar. Tak lupa segerombolan kerbau juga ikut berpartisipasi ngedaftarin suara khas mereka, “Nguoookk”, ke Murhik, yaitu museum rekor hewan unik. Dengan suasana alam yang masih asri tersebut membuat Bang Komat betah duduk lama-lama ditepi sungai yang berarus rendah itu.

Oh iya, Komat Kamit adalah nama lengkap dari sobat yang biasa disapa Bang Komat ini. Gak tau juga atas dasar apa nama itu disematkan oleh engkongnya, pokoknya spesial deh nama ini baginya. Hehehe.. Sore itu nampaknya bukan hari keberuntungan bagi Bang Komat. Setelah beberapa kali pindah lokasi dan gonta-ganti pasang umpan tak kunjung juga ada ikan yang mau nyangkut dimata kailnya. “hmm… apes kali aku ini, hampir dua jam tak juga dapet tangkepan. hasem… haseem… ” keluh kesalnya dalam hati.

Minggu, 23 Oktober 2011

Belajar Dari Air

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang telah menciptakan." (QS. Al 'Alaq 96:1)

Begitu sempurna kekuasaan Allah yang telah menyertakan manfaat dari semua mahluk ciptaan-Nya. Tanpa kecuali mahluk yang satu ini, yaitu air. Selain memilki peran vital bagi manusia dan mahluk hidup lainya, dalam diri dan perilaku air juga memiki nilai filosofi simple. Sebuah pelajaran berharga dari alam sekitar. Mencoba untuk meneguk setetes pelajaran yang dapat diambil dari air, diantaranya, yaitu :

1. Totalitas.
Setiap kali air mengisi suatu tempat dapat dipastikan tak ada celah sedikitpun untuk gelembung udara, memenuhi penjuru ruang. Pesannya adalah totalitas. Pekerjaan yang dikerjakan dengan totalitas tinggi besar kemungkinan memperoleh hasil maksimal, melebihi target.

2. Siap Berprofesi (Fleksibel).
Bentuk air selalu sesuai wadah dimana ia ditaruh. Di gelas seperti gelas, di teko seperti teko. Kadang realita hidup tak sesuai dengan keinginan. Selalu siap dengan apapun profesi adalah langkah tepat, profesi baru juga akan memperbaru ilmu dan pengalaman. 

3. Move/Berkarya.
Lama mengendap di suatu tempat air dapat menjadi sarang penyakit, berlaku juga hukum kebalikannya. Stagnan/mandek akan mempermudah tertekan dengan persaingan hidup. Langkah aman adalah mempercantik kualitas diri dengan terus introspeksi dan berkarya. Karya besar bermula dari karya-karya kecil secara kontinue.

Sketsa Cahaya Senja

Ditepi pantai, diatas bebatuan yang landai... 

Menikmati keindahan panorama bahari…

Disinari pesona rona jingga sang mentari...

Menginspirasi Sketsa Cahaya Senja ini…



Semilir angin laut menyemilir dengan lembutnya…

Menggiring lamunan menuju surga fatamorgana...

Sketsa cahaya senja berpendar menyelimuti angkasa…

Menyelinap diantara hamparan awan jauh diatas sana…



Semburan ombak menerpa benteng alam sekuatnya…

Mencipratkan butiran-butiran air laut melayang leluasa…

Sketsa cahaya senja berpencar menyeberangi samudera…

Memancarkan cahaya jingga penghias suasana ufuk dunia…

Sapu Lidi Satu Lidi

Sapu lidi, kumpulan dari beberapa lidi yang diikat menjadi satu merupakan simbol sederhana dari persatuan. Sedangkan bila dipergunakan untuk menyapu membersihkan sampah membuktikan hasil dari kesatuan. Persatuan dan Kesatuan. Dua perpaduan kata yang seolah tidak bisa dipisahkan, saling kait-mengkait satu sama lain. Dimana kata persatuan mencerminkan persetujuan dari beberapa “n” (individu, kelompok, organisasi, dll) untuk bersatu. Dan kesatuan sebagai pengikat dan penguat persatuan dalam mewujudkan tujuan dari maksud persatuan tersebut. Oleh karena itu, apabila sebuah persatuan ingin mencapai tujuan yang telah diikrarkan harus ada kekompakan untuk mewujudkannya, kesatuan. Meskipun harus berjalan sesuai dengan spesialisasi masing-masing “n”  namun tetap dalam bingkai dan berjalan pada rel persatuan, atau dengan kata lain berorientasi pada tujuan bersama. Tidak sesuai dengan dan untuk kepentingan “n” tertentu. Egoisme dan fanatisme terhadap “n” tertentu harus diminimalisir dan ditempatkan sesuai porsi dan pada tempat semestinya.

Sapu lidi satu lidi, adalah sebuah kiasan dari persatuan yang tidak diikuti dengan kesatuan. Atau, bisa diartikan sia-sia mengadakan persatuan bila akhirnya dalam persatuan tersebut tidak ada goal yang tercipta untuk kepentingan bersama, akibat tidak adanya kesatuan untuk mewujudkannya. Tetapi hanya untuk memenuhi ambisi-ambisi “n” tertentu, atau mementingkan kepentingan masing-masing “n” itu sendiri. Sehingga persatuan itu tak lain hanyalah rekayasa dari sebuah nama yang menjadi sarana untuk saling mewujudkan kepentingan-kepentingan individu atau kelompok.

Senin, 17 Oktober 2011

Puisi Mimpi

Dikeheningan malam sunyi nan sepi...
Diri ini terasing seorang diri...
Diiringi orkestra kawanan jangkrik sesekali...
Ditemani sepasang cahaya kunang berkali-kali...

Dalam diam raga terpaku...
Dalam hening jiwa tersipu...
Terfikir sesuatu bikin merindu...
Tersimpan sesuatu direlung kalbu...



Suatu rasa tak terbaca lewat kata...
Suatu rasa tak terlihat oleh mata...
Rasa tersembunyi dalam sanubari...
Rasa tersendiri dari suasana hati...

IntermezzzO

Bukan pesona parasmu yg aku mau, apalagi aroma parfum paris mu...
Bukan rumah mewahmu yg aku mau, apalagi Lamborghini dari Nyokap Bokap mu...
Bukan tinggi jabatanmu yg aku mau, apalagi gelar sarjana dan embel2 dibelakang nama mu...
Tetapi, aku hanya...
Aku hanya mau...
Aku hanya mau bilang " maaf Kak, masih ada sepotong daging di sela dua gigi gingsul mu...."

gak gak gak gak gak.. Gdubraak..!? Kaabooor..
C spasi D > Cuapek Dech.

Bagai Kunang-Kunang


Ku ingin terbang bagai kunang-kunang...
Dalam kasih sayang Pemilik kehidupan…
Ku ingin terbang bagai kunang-kunang…
Dalam hening dinginnya angin malam...

Ku ingin terbang bagai kunang-kunang…
Dalam kesunyian meraih cita dan harapan…
Ku ingin berguru pada kunang-kunang...
Dalam selimut jiwa sumber kekuatan... 

Lilin Bertutur Kata

Kawan, aku harus banyak istirahat nih. Entah sampai kapan aku harus menunggu, untuk kembali menerangi malam mu dengan cahaya redupku. Cahaya yang selalu kalah oleh terangnya cahaya sang lampu. Kawan, maukah kau mendengarkan tutur kataku ? Sebelum aku benar-benar terkubur bersama kenangan-kenangan masa lalu mu..? Ok, makasih kawan...!

Apa Dunia Kata ?

Dunia : Wahai manusia, bukankah kalian khalifah di bumi ini ?
Manusia : Betul, hai Dunia.
Dun : Lalu kenapa kau tak merawat ku ?
Man : Maafkan aku Dunia, aku terlalu sibuk dengan urusanku. Memang terlalu berat menjaga amanah itu.
Dun : Apakah kau mau bersahabat dengan ku ?
Man : Oh, tentu. Kaulah sahabat setiaku.
Dun : Aku selalu setia menemanimu. Tapi tak sadarkah dirimu, kau telah menghianatiku ?
Man : Maafkan aku, sahabatku. Aku terlalu sibuk menciptakan tehnologi terbaru.