Laman

Sabtu, 05 November 2011

Pisang Lele Jumbo (2)

Warna jingga menyelimuti langit-langit angkasa. Terangkai serasi bersama sekumpulan mega yang mulai merah merona. Sebutir sinar turut mengadu diperaduan ujung barat dunia. Dedaunan putri malu mulai tersipu-sipu malu seakan ragu hendak berbulan madu dikala senja. Mengatup sayu tersedu-sedu menahan rindu pada sang kupu-kupu idola. “Haduuhh…” Teriak Bang Komat. Gak terasa hari sudah mau maghrib, pertanda Bang Komat hendak pamit. Permisi,, hehehe.. 

Hempasan angin mulai terasa tambah dingin, mengandung uap-uap hasil penyulingan alami melalui tenaga panas sang surya. Hari sudah mulai gelap. Sebelum terlambat Bang Komat pun siap-siap. Tertarik dengan wangi aroma dan manis rasa pisang Lele Jumbo, membuat Bang Komat tambah semangat. Tak hanya setandan pisang yang hendak ia bawa pulang, dua buah tunas pisang juga masuk daftar rencana ia sertakan dalam panggulan (cara mengangkat barang dengan ditaruh diatas pundak).

Dari sekumpulan beberapa batang pisang yang masih berdiri, hampir kesemuanya memiliki ciri-ciri tak jauh beda satu sama lainnya. Ini pertanda mereka berasal dari jenis yang sama, dengan ciri-ciri batang kokoh, tinggi, berdaun agak lebar dan pelepah daun berwarna mulus kekuningan. Keliatan gagah dah pokoknya. Cuman ada satu yang membuat Bang Komat penasaran. “ Lah,,, ini temennya si Lele Jumbo mana ini. Kok kagak ada pisan euy ?” ujar Bang Komat, sambil pasang muka selidik persis kayak tukang suntik. Eh, sorry. Pak detektif maksudnya. Hehehe…

Pohon pisang yang dengan semena-mena diberi julukan Bang Komat “pisang lele jumbo,” memang tak memiliki ikatan darah dengan sekumpulan pohon pisang lainnya. Alias dari jenis pisang yang berbeda. Sewaktu air sungai meluap, tanpa sengaja sebatang pisang lengkap dengan sisa-sisa akar yang masih melekat tersangkut diantara diantara kayu penyangga jembatan bambu. Atas kesadaran dari seorang petani, bonggol pisang (sisa batang pisang yang ditebang, ujungnya dipangkas namun masih memiliki akar) tadi, diambil dan dibuang diantara rerimbunan pohon pisang. Karena pisang adalah jenis tumbuhan yang berkembang biak dengan tunas, atas kehendak-Nya bonggol pisang tadi mudah tumbuh dan berkembang biak. Hingga akhirnya berbuah hingga masak yang secara tak sengaja ditemukan oleh Bang Komat.

Bang Komat baru tersadar kalau si Lele Jumbo memiliki jenis berbeda dengan pohon pisang lainnya. Hal ini baru diketahui setelah Bang Komat melihat perbedaan ukuran tinggi dan warna pelepah si Lele Jumbo. Pisang lele jumbo memiliki ukuran tubuh relatif lebih pendek dan warna pelepah daunnya berwarna kemerah-merahan. Ia melihat beberapa tunas yang tumbuh diantara induk si Lele Jumbo. Mengingat begitu banyaknya tunas dengan ciri yang hampir sama, Bang Komat memutuskan untuk mengambil dan membawa pulang empat tunas pisang. Dengan asumsi, 50% bibit si Lele Jumbo dan 50% adalah pisang jenis laen. Sehingga meskipun salah mengambil tunas, namun masih ada kemungkinan untuk tetap mendapatkan bibit si Lele Jumbo kebanggaannya.

Awan merah sudah menyelimuti angkasa penjuru desa. Sang surya sudah terbuai mimpi dibalik peraduannya. Dibelakang rumah salah seorang penduduk ayam-ayam mulai kebingungan menemukan istana megahnya, kandang.  Lima ekor burung belibis berakrobat dengan formasi segitiga bersudut 450 menuju ke hangar kebesarannya, sarang. Layaknya para pilot memamerkan keahlian terbang dalam pertunjukan dirgantara. Sekali lagi ah, tanaman putri malu mengatupkan daun mungilnya dengan rapat. Bang Komat, dengan sigap menyelinap dari balik rerimbunan pohon pisang. Alat pancingnya ia pegang ditangan kiri, sementara tangan kanan memegang setandan pisang yang ia panggul dipundak. Sementara itu, empat tunas kecil tadi ia ikat dipinggangnya.

Penuh gembira Bang Komat menyeberangi jembatan, dan karena tak sabar pengen cepet-cepet sampai rumah, ia pun meloncat sebelum tuntas nyeberang. “Haduuuh…” teriaknya. “Kuuurang asem,, kenapa ini dengan kaki kesangan gue….?” Ngaduhnya, sambil liat sumber sakit berasal. Kaki Bang Komat tertusuk duri-duri kecil tanaman putri malu, yang sontak membuatnya agak kesakitan. Dan tanpa sengaja menjatuhkan setandan Lele Jumbo kesangannya karena reflex dan kaget.

Mengingat si Lele Jumbo dalam kondisi sudah masak dan kebanting ke tanah, akibatnya sebagian biji lepas dan bonyok. Sehingga Bang Komat hanya dapet mengambil setengah tandan dari pisang lele jumbo. Ia pun berujar sambil sedikit komat-kamit “Alhamdulillah yah, masih ada sisa yang masih bisa dibawa pulang. Lumayyaaan dari pada lu manynyuuun…”  ujar Bang Komat.

# Bersambung….

Dalam setiap persoalan selalu ada kemungkinan, sesuai atau tidak sesuai, tepat atau kurang tepat, benar atau salah, gagal atau berhasil. Mempertimbangkan kemungkinan terburuk akan membantu dalam membuat analisa rencana, sehingga lebih berhati-hati dan serius dalam bertindak. Serta akan lebih siap lagi kembali bangkit bila ternyata yang terjadi adalah kemungkinan yang tidak diinginkan. Pilihan selalu ada, kembali untuk bangkit atau menyesali kegagalan yang begitu pahit.

So, tentukan pilihan dan jangan coba untuk menyesalinya. Kesuksesan bukanlah hasil akhir, namun dikatakan sukses adalah ketika berhasil memperjuangkan hasil untuk berhasil dan menghasilkan pribadi-pribadi berhasil. Semanggaaaa….!! Eh, sorry lagi, hehehe. Semangaaat,, Mas Bro…!!! ^,^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar