Laman

Minggu, 30 Oktober 2011

Coba Cerita Cinta

Sering terdengar satu kata yang begitu indah untuk dirasakan. Kata yang mampu mengubah suasana terasa berbeda dan istimewa, begitu juga sebaliknya. Kata yang tak mudah dijabarkan dengan beberapa rangkaian kata. Untuk mendiskripsikan penjabaran secara merata dan sama. Satu kata bisa menimbulkan bermacam-macam cerita, suasana, karya, fenomena, bahkan sejarah dunia. Itulah cinta, satu kata penghias dunia dan seisinya. Cinta, karunia dari Yang Maha Esa bagi setiap mahluk ciptaan-Nya. Karena pada dasarnya alam semesta merupakan hasil karya cipta dari Sang Maha Cinta. 

Cinta, cerita indah tiada akhir. Kalimat sederhana sebagai kiasan tentang arti dari cinta. Cinta adalah suatu cerita. Cerita tentang perasaan, pikiran, keadaan bahkan perjalanan kisah kasih seseorang dalam meniti  jalan kehidupan. Cinta hadir jauh sebelum seseorang itu dilahirkan. Cinta telah ada sebelum alam semesta ini ada. Cinta adalah salah satu wujud dari sifat kasih sayang Allah, selaku Tuhan seluruh alam semesta. Suatu rasa yang telah Ia tanamkan kedalam setiap jiwa, supaya dapat menjalani hidup dengan penuh kasih dan sayang terhadap sesama.

Sabtu, 29 Oktober 2011

Cerita Sederhana

Badannya berbau parfum alami, bajunya dihiasi sketsa peta tak berwujud peta seperti di Atlas Dunia. Pekerjaan yang menguras tenaga, hingga cucuran keringat bonus hasil kerjanya. Mas Trim, begitulah teman-teman kerja biasa menyapa. Dalam kesederhanaan dan keihlasan ia tekuni pekerjaanya selama lima tahun, kuli kasar di pasar. Tak bergengsi dan berpenghasilan tinggi, namun baginya ini adalah rizqi Allah yang sangat berarti. Yang menuntun dirinya menjadi pribadi mandiri serta bisa kembali melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.

Suka tak membuatnya lupa untuk bersyukur, duka tak membuatnya untuk lekas putus asa. " Dihina aku tertawa disanjung sudah biasa," motto hidup ketika dapat hinaan dari siapa saja. Tahun ke-5 ia bekerja ditahun itu pula ia wisuda. Haru senang menyelimuti hati dan pikiranya. Kalimat tahmid tak henti-hentinya ia lantunkan, begitu pula sholat tahajud selalu ia langgengkan. Siang hari banting tenaga wujud dari usaha, malam hari gelar sajadah wujud ibadah disertai permohonan doa. Doa sebagai ungkapan syukur nan harap serta wujud tawakal dari usaha untuk masa depannya.

Saat Sang Surya Sirna

Diriku insan biasa, dirimu insan istimewa...
Diriku tak punya apa-apa, dirimu bergelimang harta...
Diriku anak gembala, dirimu anak seorang bertahta...
Diriku buta aksara, dirimu lentera kata...
Diriku redup cahaya, dirimu sumber pesona...
Diriku berbalut koteka, dirimu bergaun sutera...

Diriku berlauk teri, dirimu mengemil spageti...
Diriku beralas kaki, dirimu beralas audi...
Diriku beraroma alami, dirimu harum nan wangi...
Diriku nyebur dikali, dirimu nyower dibak mandi...
Diriku seorang diri, dirimu selalu berbagi...

Parasmu rupawan, punyaku pas-pasan...
Senyummu menawan, bibirku kena sariawan...
Pandanganmu menyenangkan, orang melihatku ketakutan...
Suara dan tuturmu penuh aturan, kata-kata ku tak karuan...

Jumat, 28 Oktober 2011

Pisang Lele Jumbo (1)

Gemericik air sungai turut meramaikan suasana sore itu. Rerimbunan pepohonan menambah terasa keasrian alam pinggiran desa. Duduk diatas batang pohon yang telah lama tumbang, Bang Komat dengan enjoynya ngejalanin salah satu hobi lama. Mancing. Rutinitas dikala akhir pekan atau hanya sebatas ngisi waktu luang. Sesekali terdengar kicauan burung kutilang yang tak mau kalah dengan riuhnya suara burung manyar. Tak lupa segerombolan kerbau juga ikut berpartisipasi ngedaftarin suara khas mereka, “Nguoookk”, ke Murhik, yaitu museum rekor hewan unik. Dengan suasana alam yang masih asri tersebut membuat Bang Komat betah duduk lama-lama ditepi sungai yang berarus rendah itu.

Oh iya, Komat Kamit adalah nama lengkap dari sobat yang biasa disapa Bang Komat ini. Gak tau juga atas dasar apa nama itu disematkan oleh engkongnya, pokoknya spesial deh nama ini baginya. Hehehe.. Sore itu nampaknya bukan hari keberuntungan bagi Bang Komat. Setelah beberapa kali pindah lokasi dan gonta-ganti pasang umpan tak kunjung juga ada ikan yang mau nyangkut dimata kailnya. “hmm… apes kali aku ini, hampir dua jam tak juga dapet tangkepan. hasem… haseem… ” keluh kesalnya dalam hati.

Minggu, 23 Oktober 2011

Belajar Dari Air

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang telah menciptakan." (QS. Al 'Alaq 96:1)

Begitu sempurna kekuasaan Allah yang telah menyertakan manfaat dari semua mahluk ciptaan-Nya. Tanpa kecuali mahluk yang satu ini, yaitu air. Selain memilki peran vital bagi manusia dan mahluk hidup lainya, dalam diri dan perilaku air juga memiki nilai filosofi simple. Sebuah pelajaran berharga dari alam sekitar. Mencoba untuk meneguk setetes pelajaran yang dapat diambil dari air, diantaranya, yaitu :

1. Totalitas.
Setiap kali air mengisi suatu tempat dapat dipastikan tak ada celah sedikitpun untuk gelembung udara, memenuhi penjuru ruang. Pesannya adalah totalitas. Pekerjaan yang dikerjakan dengan totalitas tinggi besar kemungkinan memperoleh hasil maksimal, melebihi target.

2. Siap Berprofesi (Fleksibel).
Bentuk air selalu sesuai wadah dimana ia ditaruh. Di gelas seperti gelas, di teko seperti teko. Kadang realita hidup tak sesuai dengan keinginan. Selalu siap dengan apapun profesi adalah langkah tepat, profesi baru juga akan memperbaru ilmu dan pengalaman. 

3. Move/Berkarya.
Lama mengendap di suatu tempat air dapat menjadi sarang penyakit, berlaku juga hukum kebalikannya. Stagnan/mandek akan mempermudah tertekan dengan persaingan hidup. Langkah aman adalah mempercantik kualitas diri dengan terus introspeksi dan berkarya. Karya besar bermula dari karya-karya kecil secara kontinue.

Sketsa Cahaya Senja

Ditepi pantai, diatas bebatuan yang landai... 

Menikmati keindahan panorama bahari…

Disinari pesona rona jingga sang mentari...

Menginspirasi Sketsa Cahaya Senja ini…



Semilir angin laut menyemilir dengan lembutnya…

Menggiring lamunan menuju surga fatamorgana...

Sketsa cahaya senja berpendar menyelimuti angkasa…

Menyelinap diantara hamparan awan jauh diatas sana…



Semburan ombak menerpa benteng alam sekuatnya…

Mencipratkan butiran-butiran air laut melayang leluasa…

Sketsa cahaya senja berpencar menyeberangi samudera…

Memancarkan cahaya jingga penghias suasana ufuk dunia…

Sapu Lidi Satu Lidi

Sapu lidi, kumpulan dari beberapa lidi yang diikat menjadi satu merupakan simbol sederhana dari persatuan. Sedangkan bila dipergunakan untuk menyapu membersihkan sampah membuktikan hasil dari kesatuan. Persatuan dan Kesatuan. Dua perpaduan kata yang seolah tidak bisa dipisahkan, saling kait-mengkait satu sama lain. Dimana kata persatuan mencerminkan persetujuan dari beberapa “n” (individu, kelompok, organisasi, dll) untuk bersatu. Dan kesatuan sebagai pengikat dan penguat persatuan dalam mewujudkan tujuan dari maksud persatuan tersebut. Oleh karena itu, apabila sebuah persatuan ingin mencapai tujuan yang telah diikrarkan harus ada kekompakan untuk mewujudkannya, kesatuan. Meskipun harus berjalan sesuai dengan spesialisasi masing-masing “n”  namun tetap dalam bingkai dan berjalan pada rel persatuan, atau dengan kata lain berorientasi pada tujuan bersama. Tidak sesuai dengan dan untuk kepentingan “n” tertentu. Egoisme dan fanatisme terhadap “n” tertentu harus diminimalisir dan ditempatkan sesuai porsi dan pada tempat semestinya.

Sapu lidi satu lidi, adalah sebuah kiasan dari persatuan yang tidak diikuti dengan kesatuan. Atau, bisa diartikan sia-sia mengadakan persatuan bila akhirnya dalam persatuan tersebut tidak ada goal yang tercipta untuk kepentingan bersama, akibat tidak adanya kesatuan untuk mewujudkannya. Tetapi hanya untuk memenuhi ambisi-ambisi “n” tertentu, atau mementingkan kepentingan masing-masing “n” itu sendiri. Sehingga persatuan itu tak lain hanyalah rekayasa dari sebuah nama yang menjadi sarana untuk saling mewujudkan kepentingan-kepentingan individu atau kelompok.

Senin, 17 Oktober 2011

Puisi Mimpi

Dikeheningan malam sunyi nan sepi...
Diri ini terasing seorang diri...
Diiringi orkestra kawanan jangkrik sesekali...
Ditemani sepasang cahaya kunang berkali-kali...

Dalam diam raga terpaku...
Dalam hening jiwa tersipu...
Terfikir sesuatu bikin merindu...
Tersimpan sesuatu direlung kalbu...



Suatu rasa tak terbaca lewat kata...
Suatu rasa tak terlihat oleh mata...
Rasa tersembunyi dalam sanubari...
Rasa tersendiri dari suasana hati...

IntermezzzO

Bukan pesona parasmu yg aku mau, apalagi aroma parfum paris mu...
Bukan rumah mewahmu yg aku mau, apalagi Lamborghini dari Nyokap Bokap mu...
Bukan tinggi jabatanmu yg aku mau, apalagi gelar sarjana dan embel2 dibelakang nama mu...
Tetapi, aku hanya...
Aku hanya mau...
Aku hanya mau bilang " maaf Kak, masih ada sepotong daging di sela dua gigi gingsul mu...."

gak gak gak gak gak.. Gdubraak..!? Kaabooor..
C spasi D > Cuapek Dech.

Bagai Kunang-Kunang


Ku ingin terbang bagai kunang-kunang...
Dalam kasih sayang Pemilik kehidupan…
Ku ingin terbang bagai kunang-kunang…
Dalam hening dinginnya angin malam...

Ku ingin terbang bagai kunang-kunang…
Dalam kesunyian meraih cita dan harapan…
Ku ingin berguru pada kunang-kunang...
Dalam selimut jiwa sumber kekuatan... 

Lilin Bertutur Kata

Kawan, aku harus banyak istirahat nih. Entah sampai kapan aku harus menunggu, untuk kembali menerangi malam mu dengan cahaya redupku. Cahaya yang selalu kalah oleh terangnya cahaya sang lampu. Kawan, maukah kau mendengarkan tutur kataku ? Sebelum aku benar-benar terkubur bersama kenangan-kenangan masa lalu mu..? Ok, makasih kawan...!

Apa Dunia Kata ?

Dunia : Wahai manusia, bukankah kalian khalifah di bumi ini ?
Manusia : Betul, hai Dunia.
Dun : Lalu kenapa kau tak merawat ku ?
Man : Maafkan aku Dunia, aku terlalu sibuk dengan urusanku. Memang terlalu berat menjaga amanah itu.
Dun : Apakah kau mau bersahabat dengan ku ?
Man : Oh, tentu. Kaulah sahabat setiaku.
Dun : Aku selalu setia menemanimu. Tapi tak sadarkah dirimu, kau telah menghianatiku ?
Man : Maafkan aku, sahabatku. Aku terlalu sibuk menciptakan tehnologi terbaru.